Blog ini berisi berbagai ilmu pengetahuan yang bisa dijadikan referensi belajar, sehingga diharapkan dapat ikut berperan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan bangsa.
Jumat, 30 Desember 2016
Jumat, 09 Desember 2016
Kisah 10 Bersaudara Penghafal Al-Qur’an dari Indonesia
Kisah 10
Bersaudara Penghafal Al-Qur’an dari Indonesia
Setiap
orang tua muslim pasti ingin memiliki anak-anak yang hafal Al-Qur’an dan
berprestasi. Apalagi para kader dakwah yang sangat menyadari bahwa keluarga
merupakan sasaran dakwah yang kedua; ishlahul usrah, setelah ishlahul
fardi. Buku 10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an ini merupakan sebuah karya yang
(seperti kata Ustadz Yusuf Mansur) akan menginspirasi banyak keluarga di tanah
air. Ternyata membesarkan anak di masa sekarang untuk menjadi hafizh Al-Qur’an
bukan sesuatu yang mustahil.
Buku
ini adalah kisah nyata sebuah keluarga muslim di Indonesia. Keluarga dakwah.
Keluarga yang mampu menjadikan 10 orang buah hati mereka sebagai anak-anak yang
shalih, hafal Al-Qur’an dan berprestasi. Keluarga luar biasa itu adalah
pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih beserta 10 putra-putri
mereka. Yang lebih luar biasa lagi adalah, kedua orang tua ini tergolong super
sibuk dengan berbagai aktifitas dakwahnya. Mutammimul Ula adalah anggota DPR RI
dari fraksi PKS. Sedangkan Wirianingsih adalah Staf Departemen Kaderisasi DPP
PKS sekaligus Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia dan Ketua Umum PP
Salimah (Persaudaraan Muslimah) yang cabangnya sudah tersebar di 29 propinsi
dan lebih dari 400 daerah di Indonesia.
10
bersaudara bintang Al-Qur’an itu adalah :
1.
Afzalurahman Assalam
Putra pertama.
Hafal Al-Qur’an pada usia 13 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 23 tahun,
semester akhir Teknik Geofisika ITB. Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo,
Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peserta
Pertamina Youth Programme 2007.
2.
Faris Jihady Hanifa
Putra kedua. Hafal
Al-Qur’an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Saat buku ini ditulis
usianya 21 tahun dan duduk di semester 7 Fakultas Syariat LIPIA. Peraih juara I
lomba tahfizh Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh kerajaan Saudi di Jakarta
tahun 2003, juara olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan UNJ tahun
2004, dan sekarang menjadi Sekretaris Umum KAMMI Jakarta.
3.
Maryam Qonitat
Putri ketiga.
Hafal Al-Qur’an sejak usia 16 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 19 tahun dan
duduk di semester V Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo. Pelajar
teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006. Sekarang juga
menghafal hadits dan mendapatkan sanad Rasulullah dari Syaikh Al-Azhar.
4.
Scientia Afifah Taibah
Putri keempat.
Hafal 29 juz sejak SMA. Kini usianya 19 tahun dan duduk di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia (UI). Saat SMP menjadi pelajar teladan dan saat SMA
memperoleh juara III lomba Murottal Al-Qur’an tingkat SMA se-Jakarta Selatan.
5.
Ahmad Rasikh ‘Ilmi
Putra kelima. Saat
buku ini ditulis hafal 15 juz Al-Qur’an, dan duduk di MA Husnul Khatimah,
Kuningan. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English Club
Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah.
6.
Ismail Ghulam Halim
Putra keenam. Saat
buku ini ditulis hafal 13 juz Al-Qur’an, dan duduk di SMAIT Al-Kahfi Bogor. Ia
lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa
Barat, serta santri teladan, santri favorit, juara umum dan tahfizh terbaik
tiga tahun berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.
7.
Yusuf Zaim Hakim
Putra ketujuh.
Saat buku ini ditulis ia hafal 9 juz Al-Qur’an dan duduk di SMPIT Al-Kahfi,
Bogor. Prestasinya antara lain: peringkat I di SDIT, peringkat I SMP, juara
harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Bogor, dan finalis Kompetisi
tingkat Kabupaten Bogor.
8.
Muhammad Syaihul Basyir
Putra kedelapan.
Saat buku ini ia duduk di MTs Darul Qur’an, Bogor. Yang sangat istimewa adalah,
ia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz pada saat kelas 6 SD.
9.
Hadi Sabila Rosyad
Putra kesembilan.
Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan
dan hafal 2 juz Al-Qur’an. Diantara prestasinya dalah juara I lomba membaca
puisi.
10.
Himmaty Muyassarah
Putri kesepuluh.
Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan
dan hafal 2 juz Al-Qur’an.
Buku
10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an ini tidak hanya berisi bagaimana putra-putri
Mutammimul Ula dan Wirianingsih menjadi penghafal Al-Qur’an. Di bagian
pendahuluan terlebih dahulu dibahas Fakta Kemahaagungan Allah Menjaga Kemurnian
Al-Qur’an sampai Akhir Zaman. Meliputi pembagian Al-Qur’an, Al-Qur’an sebagai
Mukjizat, Sejarah Turunnya Al-Qur’an Kodifikasi Al-Qur’an, sampai Sejarah
Pemeliharaan Kemurnian Al-Qur’an.
Pada
bab 5 juga dibahas mengapa menjadi hafizh Al-Qur’an begitu penting. Penulis
mengklasifikasikannya menjadi 2 bagian: fadhail dunia dan fadhail akhirat.
Fadhail dunia antara lain: hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabbani,
mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi penghafalnya, hafizh Qur’an
mendapat penghargaan khusus dari Nabi (tasyrif nabawi), keluarga Allah di muka
bumi. Sedangkan fadhail akhirat meliputi: Al-Qur’an menjadi penolong (syafaat)
penghafalnya, meninggikan derajat di surga, penghafal Al-Qur’an bersama para
malaikat yang mulia dan taat, diberi tajul karamah (mahkota kemuliaan), kedua
orangtuanya diberi kemuliaan, dan pahala yang melimpah.
Apa Kuncinya?
Apa
kunci sukses keluarga Mutammimul Ula dan Wirianingsih mendidik 10 bersaudara
bintang Al-Qur’an itu? Keseimbangan proses. Walapun mereka berdua sibuk, mereka
telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungjawab dan
konsisten satu sama lain. Selepas
Maghrib adalah jadwal mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Beberapa
hal yang mendukung kesuksesan ini adalah upaya mereka menjaga kondisi ruhiyah
dalam keluarga:
1.
Tidak ada televisi di dalam
rumah
2.
Tidak ada gambar syubhat
3.
Tidak ada musik-musik
laghwi yang menyebabkan lalai kepada Allah dan diganti dengan nasyid
4.
Tidak ada perkataan yang
fashiyah (kotor)
Hal
yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10
bersaudara bintang Al-Qur’an adalah visi dan konsep yang jelas, yakni
menjadikan putra-putrinya seluruhnya hafal Al-Qur’an. Kedua, pembiasaan dan
manajemen waktu. Setelah Shubuh dan setelah Maghrib adalah waktu khusus untuk
Al-Qur’an yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini. Sewaktu masih batita,
Wirianingsih konsisten membaca Al-Qur’an
di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya. Ketiga,
mengkomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah. Meskipun kebanyakan di waktu
kecil mereka merasa terpaksa, namun saat sudah besar mereka memahami menghafal
Al-Qur’an sebagai hal yang sangat perlu, penting, bahkan kebutuhan. Komunikasi
yang baik sangat mendukung hal ini. Dan saat anak-anak mampu menghafal
Al-Qur’an, mereka diberi hadiah.
Kesaksian Astronot Wanita Jadi Mu'alaf
Kesaksian Astronot Wanita Jadi Mu'alaf
Sunita Williams, seorang wanita India
pertama yang pergi ke bulan pada tanggal 9-07-2011. Kembalinya dari Bulan
langsung masuk dan memeluk Agama Islam. Dia berkata: ''Dari Bulan seluruh Bumi kelihatan hitam
dan gelap kecuali dua tempat yang terang dan
bercahaya. Ketika aku lihat dengan Teleskop, ternyata tempat itu adalah Mekkah dan Madinah. Di Bulan semua frekuensi suara tidak berfungsi, Tapi aku masih mendengar suara Adzan.'' Prof Lawrence E Yoseph: Sungguh kita telah berhutang besar kepada umat
Islam, dalam Encyclopedia Americana menulis : "...Sekiranya orang-orang Islam berhenti
melaksanakan thawaf ataupun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran
bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi
memencarkan gelombang elektromagnetik.
bercahaya. Ketika aku lihat dengan Teleskop, ternyata tempat itu adalah Mekkah dan Madinah. Di Bulan semua frekuensi suara tidak berfungsi, Tapi aku masih mendengar suara Adzan.'' Prof Lawrence E Yoseph: Sungguh kita telah berhutang besar kepada umat
Islam, dalam Encyclopedia Americana menulis : "...Sekiranya orang-orang Islam berhenti
melaksanakan thawaf ataupun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran
bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi
memencarkan gelombang elektromagnetik.
Menurut hasil
penelitian dari 15 Universitas: Menunjukkan
Hajar Aswad adalah batu meteor yang mempunyai kadar logam yang sangat tinggi, yaitu
23.000 kali dari baja yang ada. Beberapa astronot yang mengangkasa melihat
suatu sinar yang teramat terang mememancar dari
bumi, dan setelah diteliti ternyata bersumber dari Bait Allah atau Ka'bah. Super
konduktor itu adalah Hajar Aswad, yang berfungsi
bagai mikrofon yang sedang siaran dan jaraknya mencapai ribuan mil jangkauan
siarannya. Prof Lawrence E Yoseph - Fl Whiple
menulis : "...Sungguh kita berhutang besar kepada orang Islam, shalat,
tawaf dan tepat waktu menjaga super konduktor itu..." Para astronot telah
menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi. Radiasi yang
berada di sekitar ka’bah ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara
Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam. Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan,
ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita
mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan
bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub. Itulah
sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih
sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Sebab itu
lah ketika kita mengelilingi Ka’bah, maka seakan- akan diri kita di-charged
ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan
secara ilmiah. Makkah juga merupakan pusat bumi. Makkah adalah pusat dari
lapisan-lapisan langit Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan
fakta ini.
Allah berfirman:
‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan.’ (ar-Rahman:33). Menurut riwayat Ibnu Abbas dan Abdullah bin Amr bin
As, dahulu Hajar Aswad tidak hanya berwarna putih tetapi juga memancarkan sinar
yang berkilauan. Sekiranya Allah subhanahu wata'ala tidak memadamkan
kilauannya, tidak seorang manusia pun yang sanggup mamandangnya. Dalam
penelitian lainnya, mereka mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu
tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara
Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’bah ) dan pihak musium
juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem
tatasurya kita.
Dalam salah satu
sabdanya, Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wassalam bersabda: Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu
Adamlah yang menjadikannya hitam. Subhanallah,
Alhamdulillah, Laa Illaha illallah, Allahu Akbar Betapa bergetar hati kita melihat
dahsyatnya gerakan thawaf haji dan Umroh. Ini adalah jawaban fitnah dan tuduhan
jahiliyah yang tak didasari ilmu pengetahuan ; yaitu mengapa kaum Muslimin
shalat ke arah kiblat dan bahwa umat Islam
di anggap menyembah Hajar Aswad. Hanya Allah Yang Maha Kuasa Dan Segala-Galanya. Subhanallah .. Kalau
sedang online, sebarkan ke sesama muslim.
(Berarti anda telah membelanjakan hartamu di jalan Allah).
Islam dan Agama
ISLAM
DAN AGAMA
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen
Pengampu : Drs. H. Ahmad Zaeni, M.Ag
Kelas
: M Reguler Sore
Disusun
oleh :
Kelompok
1
Sumiyati Karim 2021214483
Mohammad Afif 2021214484
Reny Khoiriyah Ulva 2021214485
M. Yusuf Azhari 2021214486
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metodologi
Studi Islam adalah Mata Kuliah Kemampuan dan Keterampilan. Pembahasannya mencakup
tentang tata cara bagaimana dalam mempelajari dan memahami agama islam. Bab
pertama yang akan dibahas yaitu mengenai Islam dan Agama. Banyak orang di
belahan dunia terutama kalangan mahasiswa dan sarjana di
Universitas-universitas Amerika Utara yang mengkajinya. Agama Islam mendapat
perhatian
besar
dalam
hal
ini, ada
asumsi
pemahaman
islam
sebagai agama dan
pemahaman agama dari
sudut
pandang
islam. Para sarjana
berpendapat
bahwa
kepercayaan orang lain tidak
akan
tersingkap
kecuali
peneliti
simpati
terhadap
kepercayaan orang lain yang
dikaji. Oleh karena itu, studi islam pada sudut pandang Barat (ilmiah) perlu
dibatasi, dikarenakan
hanya orang yang religious
yang dapat memahami islam sebagai agama.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian agama?
2.
Apa saja hal yang menjadikan
terbentuknya
suatu agama?
3.
Bagaimana pengelompokkan agama-agama?
4.
Bagaimana pandangan ilmuan mengenai agama?
5.
Apa saja fungsi agama?
6.
Apa yang dimaksud
kerukunan
dan
toleransi agama?
7.
Apa saja prinsip islam tentang toleransi dan kerukunan agama?
8.
Bagaimana
pertumbuhan studi islam di dunia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Agama
1. Pengertian Agama
Dalam bahasa Indonesia agama berarti “diri” yang artinya
menguasai, memudahkan,
patuh, balasan, atau kebiasaan. Sedangkan
dalam
bahasa Arab berasal
dari kata “diin” dan
bahasa
Inggris
dari kata “religion”.
Adapun dalam bahasa Sansekerta agama berarti
tidak
pergi, tetap di tempat,
diwarisi turun-temurun.
Secara istilah (terminologi) menurut
Anshari kata “agama, diri,
religion” mempunyai tiga arti, yaitu :
a.
Suatu sistem credo (tata keimanan atau tata keimanan) atas
adanya Yang Maha
Mutlak di luar
diri
manusia.
b.
Suatu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya
Maha
Mutlak.
c.
Suatu system norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur
hubungan
manusia
dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya.[1]
2. Unsur-unsur
Agama
Di dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 1 yang diterbitkan
tahun 1994, unsur-unsur
agama ada empat, yaitu :
a.
Kekuatan Gaib
Manusia mempunyai perasaan lemah akan dirinya dan condong menjadikan kekuatan gaib sebagai tempat untuk memohon pertolongan.
b.
Keyakinan Manusia
Keyakinan manusia yang mengatakan
bahwa
kesejahteraan di dunia
dan
kebahagiaan di akhirat
bergantung pada baiknya hubungan dengan kekuatan gaib (Tuhan)
c.
Respon yang bersifat
emosional
Respon manusia yang bersifat
emosional
baik
dalam
bentuk
perasaan
takut
atau
perasaan
cinta, selanjutnya
timbul
tindakan
pemujaan
dan
penyembahan
serta
tata
cara
hidup
tertentu
bagi
masyarakat yang
bersangkutan.
d.
Paham adanya yang Kudus
Perasaan manusia yang mengakui
dan
meyakini
adanya yang Kudus (suci),
seperti kitab suci, tempat-tempat
ibadah, dan lain sebagainya.[2]
3. Syarat Agama
Syarat-syarat agama ada lima, antara
lain :
a.
Akidah
Akidah atau keyakinan yaitu sikap jiwa yang tertanam di dalam
hati yang dilahirkan
(dimanifestasikan) dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Sikap
tersebut
ada
dua
yaitu
menerima (iman) dan
menolak (kufur).
b.
Ibadah
Ibadah disebut ritus, yaitu suatu aktivitas manusia yang dilakukan
sebagai
wujud
pemujaan
kepada yang berhak
menerima
ibadah
yaitu yang derajatnya
dianggap
lebih
tinggi
dari
manusia
atau yang disebut
sebagai Tuhan.
c.
Syari’ah
Syari’ah disebut juga norma atau aturan
yaitu aturan yang diciptakan oleh Allah agar manusia berpegang kepada-Nya dalam
berhubungan dengan-Nya, dengan sesama manusia dan dengan alam.
Adapun
ciri-ciri yang harus dimiliki syariat antara lain :
· Benar
dan adil untuk semua makhluk
· Luwes,
berdasar, berlaku sepanjang zaman
· Menjangkau
segala aspek kehidupan
· Konsisten
(tidak bertentangan antar yang satu dengan yang lain), tidak mudah berubah.
d.
Nabi dan Rasul
Nabi
adalah manusia yang mendapat wahyu dari Allah. Sedangkan Rasul adalah Nabi yang
menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia. Ada beberapa persyaratan untuk Nabi,
yaitu :
· Laki-laki
· Berakhlak
mulia melebihi manusia lain
· Terpelihara
dari perbuatan tercela
· Diutus
untuk manusia secara umum
· Dibantu
dengan mukjizat dari Allah
e.
Kitab Suci
Kitab
Suci adalah firman (wahyu) Allah yang diturunkan melalui para Rasul untuk
disampaikan kepada umat manusia yang merupakan suatu pedoman dan sumber hukum
terhadap segala aspek kehidupan, baik mengenai hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan sesama manusia maupun manusia dengan sesama makhluk yang lain.
Syarat-syarat
kitab suci antara lain :
·
Ditulis oleh Nabi
atau oleh orang atas perintah
·
Ditulis dengan
bahasa Nabi pada zaman tersebut
·
Mengandung
ajaran kebaikan umat manusia ke arah kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
·
Tidak
bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya dalam ajarannya.
4. Klasifikasi
Agama
Menurut
Anshari pengelompokkan agama berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua yaitu
agama budaya dan agama samawi.
a. Agama
Alamiah (Agama Budaya)
Agama
Budaya berasal dari fitrah. Menurut Ar-Raghib Al-Asfahaniy fitrah adalah
sesuatu menurut kondisinya yang dipersiapkan untuk melakukan perbuatan
tertentu. Dengan potensi fitrah ini, manusia hidup, tumbuh, dan mempertahankan
kehidupannya, mampu menyusun sesuatu sistem kehidupan sosial, budaya dan
lingkungannya serasi. Fitrah yang berperan dalam ini adalah fitrah beragama
yaitu potensi bawaan yang mendorong manusia untuk selalu tunduk dan patuh
kepada Tuhan atau kekuatan mutlak yang menguasai dan mengatur kehidupannya
serta merujuk kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan.[4]
Agama
Budaya disebut juga agama ardhi (agama bumi) yaitu agama yang terbentuk berawal
dari hasil renungan dan pemikiran seseorang atau filosofis yang kemudian
berkembang pemikiran tersebut dan banyak pengikutnya, kemudian dijadikan sebuah
agama.
1) Ciri-ciri
Agama Budaya
· Berkembang
secara evolusi
· Tidak
disampaikan melalui utusan Tuhan
· Menganut
konsep animisme, dinamisme, politeisme, atau monoteisme nisbi
· Tidak
ada kitab suci, atau ada kitab suci tapi telah mengalami perubahan oleh tangan
maupun pikiran manusia
· Ajaran
prinsipnya mengalami perubahan
2) Macam-macam
Agama Budaya
· Agama
Majusi yaitu agama yang pemeluknya menyembah api
· Agama
Watsani yaitu agama yang penganutnya menyembah berhala dan patung-patung
· Agama
Shabi’ah yaitu agama yang menjadikan binatang-binatang atau benda-benda langit
sebagai sesembahannya
· Agama
Buddha yang merupakan pengembangan dari ajaran Sidarta Buddha Gautama
b. Agama
Samawi (Agama Langit)
Agama
Samawi adalah agama yang berasal dari wahyu Allah kepada Rasul-Nya untuk
disampaikan kepada umat manusia. Agama samawi disebut juga agama prophetis dan
agama langit.
1) Ciri-ciri
Agama Samawi
· Berkembang
secara revolusi dan diwahyukan Tuhan
· Disampaikan
melalui utusan Tuhan
· Ke-Esa-an
Tuhan yang mutlak (monoteisme)
· Memiliki
kitab suci (wahyu) yang murni atau otentik
· Prinsip
ajarannya tetap (ketauhidan dari waktu ke waktu)
2) Macam-macam
Agama Samawi
· Agama
Yahudi yaitu agama yang diturunkan kepada Nabi Musa dengan Kitab Taurat
· Agama
Nasrani yaitu agama yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa dengan Kitab Injil
· Agama
Islam yaitu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan Kitab Al-Qur’an.
Dalam
kenyataannya Agama Islam adalah satu-satunya agama samawi yang masih terjaga
kemurnian. Kitab Al-Qur’an masih terjaga keasliannya. Adapun Kitab Taurat dan
Kitab Injil telah banyak mengalami perubahan karena tangan manusia. Di dalam
Al-Qur’an pun mengakui bahwa Agama Yahudi dan Agama Nasrani adalah islam,
karena Allah menamai orang yang beragama samawi sebelum Islam (Yahudi dan
Nasrani) disebut muslim.[5]
Contohnya dalam QS. Ali 'Imran ayat 52 :
فلما احس عيسى
منهم الكفر قال من انصاري الى الله
قال الحواريون نحن
انصارالله ءامنا بالله واشد بانا مسلمون
Artinya
:
Maka
ketika Nabi ‘Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Isroil), berkatalah
dia (kepada Hawariyun/pengikut setia): “siapakah yang akan menjadi
penolong-penolong untuk menegakkan agama Allah?” Para Hawariyun menjawab:
“kamilah penolong-penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah dan
saksikanlah bahwa kami adalah muslimun.
Contoh lain yaitu QS
Yunus ayat 84 :
وقال موسى يا قوم ان كنتم ءامنتم بالله فعليه توكلوا ان
كنتم مسلمون
Artinya
:
Nabi
Musa berkata kepada kaumnya: “wahai kaumku, bila kalian beriman kepada Allah,
bertawakkal dirilah kepada-Nya jika benar-benar kalian muslimin.
B. Pandangan
Ilmuan
tentang Agama
Pada awalnya pertama kali wahyu turun justru berbicara
mengenai indikasi ilmu, yakni perintah untuk membaca (QS. Al ‘Alaq) karena
kunci ilmu adalah membaca. Tidak hanya itu dalam Al-Qur’an
Allah sangat menghargai orang-orang berilmu. Itulah keutamaan agama islam ynag
mendorong umatnya untuk menggunakan akal dalam memahami agama.[6]
Ada peristiwa mengerikan yang terjadi pada Galileo
Galilei, ia dihukum mati karena penemuan sainsnya bertentangan dengan doktrin
gereja mengenai teori heliosentris. Oleh karena itu, adanya peristiwa-peristiwa
demikian maka para Ilmuan Barat menganggap bahwa agama adalah racun yang
mengganggu perkembangan sains (ilmu pengetahuan)
1.
Pandangan Saintis Barat
a.
Kehilangan kepercayaan terhadap agama
b.
Percaya penuh pada ilmu pengetahuan
c.
Paham Matrealisme
2.
Perkembangan Cara Berfikir Manusia menurut August
Comte
a. Tingkatan
Teologi
Manusia berfikir secara ketuhanan, belum berfikir
tentang sebab-akibat dan selalu khawatir dan takut karena tidak tahu apa yang
harus diperbuat, yang diketahuinya hanyalah bahwa Tuhanlah yang mengatur segala
urusan sehingga yang dilakukannya hanya memohon dan berdoa kepada Tuhan.
Pada tingkatan ini terbagi melalui 3 tahap, sebagai berikut:
· Tahap
Fetisyisme
Tahap
Fetisyime adalah suatu bentuk kehidupan masyarakat yang di dasari oleh
anggapan-anggapan bahwa segala sesuatu yang ada di sekitar manusia mempunyai
suasana kehidupan yang sama seperti manusia dan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap kehidupan manusia yaitu
benda-benda alam, seperti gunung, sungai, pohon, batu, dan lain sebagainya.
· Tahap
Politeisme
Tahap
Politeisme adalah suatu bentuk kehidupan masyarakat yang di dasari oleh anggapan-anggapan
bahwa daya pengarauh atau kekuatan berasal dari makhluk-makhluk yang tidak kelihatan yang berada di sekitar manusia yang
jumlahnya bisa banyak.
· Tahap
Monoteisme
Tahap Monoteisme adalah
suatu bentuk kehidupan masyarakat yang didasari oleh keyakinan bahwa pengaruh
dan kekuatan penentu kehidupan manusia berasal dari suatu kekuatan mutlak yaitu
Tuhan yang Maha Esa.[7]
b. Tingkatan
Metafisik
Manusia menemukan dalam dirinya suatu keberanian untuk mendapatkan yang dikehendaki dan mencegah
hal yang tidak dikehendaki dengan cara beberapa ritual, seperti sesaji, sholat
(bagi orang islam) dan lain
sebagainya.
c. Tingkatan
Positif
Manusia telah cukup menguasai ilmu pengetahuan seperti
hukum alam dan kekuatan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya.[8]
C. Kerukunan
dan
Toleransi
Beragama
1.
Pengertian Kerukunan dan Toleransi Beragama
Kerukunan berasal dari bahasa arab “ruknun”
yang berarti tiang, dasar, atau sila. Bentuk jamaknya adalah “arkanun”.
Jadi, kerukunan adalah suatu kesatuan yang terdiri atas barbagai unsur yang
berlainan, dan setiap unsur tersebut saling menguatkan. Dalam kehidupan
sehari-hari rukun dan kerukunan diartikan damai dan perdamaian. Adapun yang
dimaksud kerukunan agama adalah kerukunan hidup umat beragama yang secara
konvensional biasanya dipakai untuk kerukunan antarumat beragama, yakni sebagai
cara atau sarana untuk mempertemukan, mengatur hubungan luar antara orang yang
tidak seagama dalam proses sosial kemasyarakatan.
Sedangkan toleransi berasal dari bahasa inggris “tolerance”
yang berarti kesabaran dan kelapangan dada. Dalam bahasa arab dari kata “ikhtimal,
tasamukh” yang artinya sama dengan “tolerance”. Adapun secara
istilah toleransi adalah pemberian kebebasan terhadap sesama manusia untuk
menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan mementukan nasibnya
masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak
melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat asas terciptanaya
ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.[9]
2.
Teori-teori Kerukunan dan Toleransi Beragama
Teori-teori Kerukunan dan Toleransi Beragama ada lima
yaitu Sinkretisme, Reconception, Conversion, Pluralisme Agama, dan Agree in
Disagreement. Akan tetapi hanya Teori Agree in Disagreement saja yang bisa
dijadikan orang islam sebagai pedoman. Berikut penjelasannya :
a.
Sinkretisme
Sinkretisme adalah paham yang menginginkan dan
berusaha untuk melebur berbagai agama kepada satu totalitas dengan agama-agama
yang ada sebagai mazhab atau sekte dari
agama totalitas tersebut.
b.
Reconception
Reconception adalah mencari persamaan-persamaan antara
agama yang satu dengan agama yang lain dalam rangka agar bisa berhubungan
dengan penganut agama lain dengan cara mempelajari atau meninjau kembali agama yang dianutnya.
c.
Conversion
Conversion adalah paham yang menghendaki saling tukar
agama antara penganut agama yang satu dengan penganut agama yang lain.
d.
Pluralisme Agama
Pluralisme adalah paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan kebenaran setiap agama-agama
bersifat relatif, artinya benar menurut penganutnya.
e.
Agree in Disagreement
Teori ini mengatakan bahwa semua penganut agama setuju
rukun dengan berprinsipkan pada pemeliharaan eksistensi semua agama yang ada
dengan cara menghormati segala hak asasi penganutnya, termasuk kebebasan untuk
mengekpresikan keyakinan agamanya tersebut.[10]
3.
Prinsip-prinsip Islam tentang Toleransi dan Kerukunan
Beragama
Prinsip-prinsip Islam tentang Toleransi dan Kerukunan
Beragama
yang dapat kita terapkan diantaranya sebagai berikut :
a. Perbedaan agama
dan keyakinan bukan menjadi alasan bagi umat islam untuk tidak berbuat baik.
(QS. Al-Mumtahanah ayat 8)
b. Mengemukakan
argumentasi yang objektif dan memberikan alasan yang dapat dipahami oleh orang
yang mendengar, dan tidak boleh mencela agama lain yang bersangkutan. (QS.
Al-An’am ayat 108)
c. Menyampaikan
secara damai, bijaksana, dan tidak memaksakan kehendak. (QS. An-Nahl ayat 125
dan QS. Al-Baqarah ayat 256)
d. Keutamaan
seseorang di sisi Allah dan yang paling dicintai Allah adalah orang yang mampu
melaksanakan segala sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.(QS. Az-Zumar ayat
18)
e. Ketika perbedaan tidak dapat dipertemukan maka jangan
bersikap pasih dan tenggelam serta luluh hatinya melihat perbedaan-perbedaan
itu. Maka teruslah bermusyawarah. (QS. Ali ‘Imran ayat 159)
D. Pertumbuhan Studi Islam di Dunia
Pada
mulanya pendidikan islam dilaksanakan di masjid-masjid. Pusat-pusat studi islam
klasik berada di Hijaz, Irak, Syam, dan Mesir. Kemudian didirikan
madrasah-madrasah yang dipelopori oleh para khalifah setelah wafatnya
Rasulullah SAW.
Pada
zaman Al-Makmun di Baghdad didirikan Baitul Hikmah sebagai pusat pengembangan
ilmu yaitu sebagai perpustakaan dan sebagai lembaga pendidikan dan didirikan
pula Madrasah Nizham Al Muluk. Didirikan Universitas Cordova di Spanyol oleh
‘Abdur Rahman III dan didirikan Universitas Al Azhar di Mesir oleh Kalangan
Syi’ah. Kemudian semakin berkembang sampai ke beberapa negara, bahkan di negara
non-muslimpun banyak didirikan Universitas Islam.[12]
Adapun di Eropa pada abad 19 menurut Bernard Lewis ada 2 motif orang Eropa
mengkaji islam. Yang pertama untuk belajar lebih banyak warisan klasik yang
terpelihara dalam terjemahan dan komentar berbahasa arab. Kedua sebagai
penyokong polemik orang Kristen terpelajar melawan Islam.[13]
E. Fungsi Agama
Fungsi agama di antaranya sebagai beikut :
1.
Sebagai sumber moral
2.
Sebagai petumjuk kebenaran
3.
Sumber informasi metafisika
BAB III
KESIMPULAN
Islam dan Agama
adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan. Agama adalah sistem kepercayaan
dan praktik yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus.
Unsur agama antara lain; kekuatan gaib, keyakinan manusia, respon yang bersifat
emosional, dan paham adanya kudus. Adapun syarat agama yaitu akidah, ibadah,
syariah, nabi, dan kitab suci. Agama Islam adalah satu- satunya agama samawi
yang masih murni.
Pandangan Ilmuan
Islam tentang agama adalah bahwa agama dan ilmu tidak dapat dipisahkan ini
terbukti dengan diturunkannya wahyu yang pertama dengan perintah untuk membaca.
Sedangkan menurut pandangan Ilmuan Barat bahwa ilmu tidak ada hubungannya
dengan agama, agama adalah candu bagi masyarakat dalam pengembangan ilmu.
Dalam
sehari-hari kerukunan berarti perdamaian. Sedangkan kerukunan beragama adalah kerukunan
hidup umat beragama yang secara konvensional biasanya dipakai untuk kerukunan
antarumat beragama, yakni sebagai cara atau sarana untuk mempertemukan,
mengatur hubungan luar antara orang yang tidak seagama dalam proses sosial
kemasyarakatan. Adapun toleransi beragama adalah pemberian kebebasan terhadap
sesama manusia untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur kehidupanya dan
tidak melanggar syarat terciptanya ketertiban tersebut.
Di antara teori
kerukunan dan toleransi beragama hanya teori Agree in Disagreement saja yang
pantas kita terapkan sebagai pedoman, yaitu menghormati eksistensi agama lain
dengan segala hak asasi penganutnya.
Perkembangan
studi islam di dunia bermula dilaksanakan di masjid-masjid, pusat-pusatnya di
Hijaz, Irak, Syam, dan Mesir. Kemudian didirikan lembaga-lenbaga pendidikan
seperti Baitul Hikmah dan Madrasah Nizhamiah di Baghdad, Universitas Cordova di
Spanyol, dan Universitas Al-Azhar di Mesir. Semua kemajuan-kemajuan tersebut
berkat ulama dan tokoh islam dahulu yang bersungguh-sungguh dalam
memperjuangkan islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Abd. Hakim, Atang. 2011. Metodologi Studi Islam. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Ahmad Supadie
dkk, Didiek.
2012. Pengantar
Studi Islam.
Jakarta :
Rajawali Press.
C. Martin,
Richard. 2002. Pendekatan Kajian Islam
dalam Studi Agama. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Muhaimin. 2005. Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan
Pendekatan. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Nasuka. 2005. Teori Sistem. Jakarta : Kencana.
[4] Muhaimin, Studi Islam
dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group,
2005) Cet.ke-4, hlm.45-46
[12] Abd. Hakim, Atang, Metodologi
Studi Islam ( Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.ke-13, hlm.
9-11
[13]C. Martin, Richard, Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama ( Surakarta : Muhammadiyah University Press, 2002), hlm. 13
Langganan:
Postingan (Atom)