Jumat, 09 Desember 2016

Penelitian dan Metode Penelitian



PENELITIAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Slamet Untung, M.Ag
Kelas : M Reguler Sore
logo stain.png

Disusun oleh :
Dwi Kartika Candra     2021214442
Amrina Rosada             2021214456
M.Yusuf Azhari            2021214486


JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2016
 


Penelitian dan Metodologi Penelitian

A.  Pendahuluan
Ilmu pengetahuan (science) tidak bisa didapat begitu saja. Perlu upaya dan usaha untuk mendapatkannya. Suatu pengetahuan tidak bisa dikatakan ilmu apabila tidak bisa diakui kebenarannya. Berbagai upaya dapat dilakukan demi mendapatkannya suatu kebenaran. Ada dua cara untuk memperoleh kebenaran baik dengan pendekatan non ilmiah maupun pendekatan ilmiah. Penelitian merupakan suatu upaya untuk  memperoleh kebenaran dengan pendekatan ilmiah.
Sebagai seorang mahasiswa kita perlu belajar untuk melakukan penelitian. Sebagai pengantar maka kami akan membahas mengenai pengertian penelitian terlebih dahulu.
Penelitian tidak dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi ada cara-cara (metode-metode) tertentu. Oleh karena itu untuk melakukan penelitian kita memerlukan metode penelitian. Ilmu mengenai metode-metode penelitian disebut metodologi penelitian.
Seringkali orang-orang menyamakan metode dengan metodologi. Sebelum kita melakukan penelitian kita perlu mempelajari ilmunya (metodologi penelitian). Oleh karena itu, sebagai pengantar dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian metodologi penelitian. Ilmu metodologi penelitian tidak berdiri begitu saja. Akan tetapi melalui proses yang panjang, baik dari periode percobaan (trial and error) sampai periode sekarang. Oleh sebab itu kami juga membahas mengenai perkembangan ilmu metodologi penelitian.

B.  Pengertian Penelitian
Penelitian menurut bahasa berasal dari bahasa inggris “research” (re berarti kembali, dan search berarti mencari). Dengan demikian, research berarti mencari kembali.[1] Menurut Prof. Dr. Achmad Gunaryo penelitian berarti mencari kembali sesuatu secara dinamis dan progesif.[2]
Sedangkan secara istilah menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.[3] Dalam penelitian yang pada intinya mencari jawaban sarana yang dapat dipergunakan adalah bekerjanya akal atau disebut logika, yang aplikasinya adalah penalaran. Karena penalaran itu ada hakikatnya adalah suatu proses yang berlangsung melalui prosedur-prosedur logika, sedangkan pelaksanaannya dalam dunia science diwujudkan dalam bentuk riset dan metode-metodenya sepenuhnya harus taat pada hukum-hukum logika.[4]

C.  Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ada tiga yaitu tujuan eksploratif, tujuan verifikatif, dan tujuan pengembangan. Penjelasan mengenai ketiganya sebagai berikut :
1.      Tujuan Eksploratif
Penelitian dilakukan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Misalnya, penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.[5]
2.      Tujuan Verifikatif
Penelitian dilakukan untuk menguji kebenaran sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Misalnya, penelitian dilakukan untuk menguji efektifitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.[6]
3.      Tujuan Pengembangan
Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Misalnya, Penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA.[7]
Adapun tujuan khusus penelitian sebagai berikut :
1.      Penelitian Historis
Penelitian bertujuan membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.[8]
2.      Penelitian Deskriptif
Penelitian bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat atau daerah tertentu.[9]
3.      Penelitian Perkembangan
Penelitian bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.[10]
4.      Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Penelitian bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) sesuatu unit sosial.[11]
5.      Penelitian Korelasional
Penelitian bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.[12]
6.      Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan  cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.[13]
7.      Penelitian Eksperimental-sungguhan
Penelitian bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimenal dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.[14]
8.      Penelitian Eksperimental-semu
Penelitian bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.[15]
9.      Penelitian Tindakan
Penelitian bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.[16]

D.  Pengertian Metodologi Penelitian
Banyak orang mencampuradukkan antara metode penelitian dengan metodologi penelitian. Padahal keduanya sangatlah berbeda.  Perbedaannya, metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode (cara-cara) yang digunakan dalam penelitiannya. Sedangkan metodologi penelitian membahas konsep teoretik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan. Jadi, metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.[17]

E.  Perkembangan Metodologi Penelitian
Menurut Rummel, perkembangan metodologi penelitian dibagi dalam empat periode yaitu:
1.    Periode Trial And Error
Dalam periode ini ilmu pengetahuan masih dalam keadaan embrional, orang tidak menggunakan dalil-dalil deduksi yang logik sebagaimana diperlukan untuk menyusun suatu ilmu pengetahuan. Sebaliknya, mereka mencoba sekali lagi dan mencoba sekali lagi sampai dijumpai suatu pemecahan yang dipandang memuaskan.[18]
Kebanyakan problematika sendiri tidak dibatasi dengan jelas. Tata kerja dan cara-cara pemecahannya masih dicari-cari sambil berjalan. Dan observasi-observasi yang dilakukan sifatnya sangat sederhana dan kwalitatif. Kemajuan setapak demi setapak sukar dipastikan karena memang rencana untuk maju setapak demi setapak secara pasti belum ditentukan sebelumnya. Jika ada rencana yang pasti, rencana itu adalah mencoba dan nasih mencoba lagi.[19]
2.    Periode Authority And Tradition
Dalam periode yang kedua, pendapat-pendapat dari "pemimpin-pemimpin" dimasa yang lampau selalu dikutip kembali. Pendapat-pendapat itu dijadikan doktrin yang harus diikuti dengan tertib tanpa sesuatu kritik. Tidak jarang pendapat-pendapat itu tidak benar. Namun karena dikemukakan oleh pemimpin dan diucapkan dengan penuh keyakinan dan semangat, maka orang awam harus menganggap pendapat itu sebagai kebenaran. The master always says the truth. Karena itu jika ada ketidakcocokan antara kenyataan atau fikiran seseorang dengan pendapat sang pemimpin, maka pernyataan itu harus di sulap, dan fikiran itu harus difikirkan kembali, salah satu contohnya adalah lahirnya dunia copernicus pada tahun 1543.[20]
Tradisi dalam kehidupan manusia memang memegang peranan yang sangat penting, sampai pada saat sekarangpun masih banyak kenyataan yang bersumber pada tradisi. Para petani, yang menerangkan bahwa ia menggilir tanamannya secara teratur dari musim ke musim karena nenek moyang mereka berbuat begitu, menunjukkan betapa tradisi telah menguasai cara berfikir dan cara kerja seseorang sampai bilangan abad lamanya. Akan tetapi mempercayai tradisi karena tradisi, dan mempercayai tradisi karena kebenarannya adalah tingkat kepercayaan yang berbeda secara kualitatif.[21]
3.    Periode Speculation And Argumentation
Dalam periode ketiga, doktrin-doktrin yang disodorkan dengan penuh semangat dan keyakinan oleh tokoh-tokoh penguasa mulai diragukan. Dengan ketajaman dialektika dan ketangkasan bicara orang mulai berkelompok-kelompok berdiskusi dan debat untuk mencari kebenaran. Spekulasi dilawan denga spekulasi dan argumentasi dilawan dengan argumentasi. Misalnya teori Darwin tentang natural selectian dan the survival of tha fittest menimbulkan argumentasi yang sangat tajam dan berlarut-larut dengan masing-masing pihak mengajukan alasan-alasan yang berbeda.[22]
Perkembangan ilmu pengetahuan pada taraf ini sangat menderita karena orang terlalu mendewakan akal dan ketangkasan lidahnya, seolah-olah satu-satunya kebenaran adalah apa yang dapat dicapai oleh akal (fikir) dan ucapan semata-mata sama sekali dapat dilepaskan dari kenyataannya. Ini sangat berbeda dengan periode berikutnya dimana orang mulai memberi tempat sepatutnya kepada empiri dan memadukan jalan-jalan berfikir yang deduktif dan induktif.[23]
4.    Periode Hypothesis And Experimentation.
Dengan dasar fikiran bahwa semua peristiwa dialam semesta ini dikuasai oleh tata-tata dan mengikuti pola-pola tertentu, dalam periode yang ke empat, orang mulai berusaha sekeras-kerasnya untuk mencari rangkaian pola-pola itu untuk menerangkan suatu kejadian. Mula-mula orang menggunakan ketajaman pikirannya untuk membuat dugaan-dugaan (hipotesa-hipotesa), kemudian ia mengumpulkan fakta-fakta dan dari fakta-fakta itulah ditarik kesimpulan-kesimpulan umum yang menguasai fakta-fakta itu. Sudah dapat dipastikan bahwa kesimpulan-kesimpulan itu tidak selalu cocok dengan dugaan-dugaan semula. Analisa dilakukan dengan sangat hati-hati, cermat, dan tajam terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari eksperimentasi, dokumen sejarah, observasi-observasi biasa, dan sebagainya. Umumnya orang menggunakan alat-alat pengukuran yang teliti, mempermainkan simbol-simbol yang dapat diperlukan secara matematik. Dan dengan konsepsi-konsepsi yang matang dicobanya menginterpretasi dan menarik konklusi-konklusi yang cermat. Syarat-syarat yang biasanya diajukan adalah:
1.    Penyelidik harus kompeten dalam arti secara tehnik menguasai dan mampu menyelenggarakan penelitian secara ilmiah.
2.    Penyelidik harus obyektif dalam arti tidak mencampur adukkan pendapat pribadi dan kenyataan.
3.    Penyelidik harus jujur dalam arti mengendalikan diri untuk tidak menyelundupkan keinginan-keinginan sendiri di dalam fakya-fakta.
4.    Penyelidik harus faktual dalam arti tidak bekerja tanpa fakta-fakta.
5.    Penyelidik harus terbuka dalam arti bersedia memberikan bukti-bukti atau memberi kesempatan kepada orang lain untuk menguji kebenaran dan daripada proses dan atau hasil penyelidikannya.[24]

F.   Penutup
1.        Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Tujuan penelitian  secara umum ada tiga yaitu eksploratif, verifikatif, dan pengembangan. Secara khusus tujuan penelitian meliputi: penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan, penelitian korelasiona, penelitian eksperimental-semu, serta  penelitian tindakan.
2.        Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode (cara-cara) yang digunakan dalam penelitiannya. Sedangkan metodologi penelitian membahas konsep teoretik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannyan, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan.
3.        Menurut Rummel, perkembangan metodologi penelitian dibagi dalam empat periode yaitu: periode trial and error, periode authority and tradition, periode speculation and argumentation dan periode hypothesis and experimentation.









Daftar Pustaka

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : DIVA Press.
Burhan, M. Ali. 2008. “Perkembangan Metodologi Penelitian”. http://putrashima.blogspot.co.id/2008/07/perkembangan-metodologi-penelitian.html. ( 19 Juli 2008). Diakses 20 Februari 2016.
Hadi, Amirul dan Haryono. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Ceria.
Masyhuri dan Zainuddin, M. 2009 Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : PT Refika Aditama.
Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : PT. Bayu Indra Grafika.
Nazir, Moh. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Suryabrata, Sumadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


[1] Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung : Pustaka Ceria, 1998) Cet.Ke-10, Hlm. 9
[2] Jamal Ma’mur Asmani, Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan (Yogyakarta : DIVA Press, 2011) Cet.Ke-1, Hlm. 17
[3] Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988) Cet.Ke-3, Hlm.13
[4] Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis dan Aplikatif (Bandung : PT Refika Aditama, 2009) Cet.Ke-2, Hlm. 10
[5] Jamal Ma’mur Asmani. Op.Cit. Hlm.27
[6] Ibid.Hlm. 28
[7] Ibid.
[8] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997) Cet.Ke-10, Hlm. 37
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Ibid. Hlm.38
[12] Ibid.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] Ibid.
[16] Ibid.
[17] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : PT. Bayu Indra Grafika, 1998) Cet.Ke-8, Hlm.3-4
[18] M. Ali Burhan “Perkembangan Metodologi Penelitian”. http://putrashima.blogspot.co.id/2008/07/perkembangan-metodologi-penelitian.html. ( 19 Juli 2008). Diakses 20 Februari 2016

[19] Ibid.


[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22] Ibid.

[23] Ibid.
[24] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar