PENELITIAN
DAN METODOLOGI PENELITIAN
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen
Pengampu : Dr. Moh. Slamet Untung, M.Ag
Disusun
oleh :
Dwi Kartika Candra 2021214442
Amrina Rosada 2021214456
M.Yusuf Azhari 2021214486
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2016
Penelitian dan
Metodologi Penelitian
A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan
(science) tidak bisa didapat begitu saja. Perlu upaya dan usaha untuk
mendapatkannya. Suatu pengetahuan tidak bisa dikatakan ilmu apabila tidak bisa
diakui kebenarannya. Berbagai upaya dapat dilakukan demi mendapatkannya suatu
kebenaran. Ada dua cara untuk memperoleh kebenaran baik dengan pendekatan non
ilmiah maupun pendekatan ilmiah. Penelitian merupakan suatu upaya untuk memperoleh kebenaran dengan pendekatan
ilmiah.
Sebagai seorang
mahasiswa kita perlu belajar untuk melakukan penelitian. Sebagai pengantar maka
kami akan membahas mengenai pengertian penelitian terlebih dahulu.
Penelitian tidak
dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi ada cara-cara (metode-metode)
tertentu. Oleh karena itu untuk melakukan penelitian kita memerlukan metode
penelitian. Ilmu mengenai metode-metode penelitian disebut metodologi
penelitian.
Seringkali
orang-orang menyamakan metode dengan metodologi. Sebelum kita melakukan
penelitian kita perlu mempelajari ilmunya (metodologi penelitian). Oleh karena
itu, sebagai pengantar dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian
metodologi penelitian. Ilmu metodologi penelitian tidak berdiri begitu saja.
Akan tetapi melalui proses yang panjang, baik dari periode percobaan (trial and
error) sampai periode sekarang. Oleh sebab itu kami juga membahas mengenai
perkembangan ilmu metodologi penelitian.
B. Pengertian Penelitian
Penelitian menurut bahasa berasal
dari bahasa inggris “research” (re berarti kembali, dan search
berarti mencari). Dengan demikian, research berarti mencari
kembali.[1]
Menurut Prof. Dr. Achmad Gunaryo penelitian berarti mencari kembali sesuatu
secara dinamis dan progesif.[2]
Sedangkan secara istilah menurut
kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu
penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.[3]
Dalam penelitian yang pada intinya mencari jawaban sarana yang dapat
dipergunakan adalah bekerjanya akal atau disebut logika, yang aplikasinya
adalah penalaran. Karena penalaran itu ada hakikatnya adalah suatu proses yang
berlangsung melalui prosedur-prosedur logika, sedangkan pelaksanaannya dalam
dunia science diwujudkan dalam bentuk riset dan metode-metodenya sepenuhnya
harus taat pada hukum-hukum logika.[4]
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
penelitian ada tiga yaitu tujuan eksploratif, tujuan verifikatif, dan tujuan
pengembangan. Penjelasan mengenai ketiganya sebagai berikut :
1. Tujuan
Eksploratif
Penelitian dilakukan
untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu.
Misalnya, penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran
matematika yang menyenangkan siswa.[5]
2. Tujuan
Verifikatif
Penelitian
dilakukan untuk menguji kebenaran sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada.
Misalnya, penelitian dilakukan untuk menguji efektifitas metode pembelajaran
yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.[6]
3. Tujuan
Pengembangan
Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam sesuatu (ilmu pengetahuan) yang
telah ada. Misalnya, Penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam
pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA.[7]
Adapun tujuan
khusus penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian
Historis
Penelitian
bertujuan membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif,
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menverifikasi, serta mensintesiskan
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.[8]
2. Penelitian
Deskriptif
Penelitian
bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat atau daerah tertentu.[9]
3. Penelitian
Perkembangan
Penelitian
bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai
fungsi waktu.[10]
4. Penelitian
Kasus dan Penelitian Lapangan
Penelitian
bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang
(termasuk interaksinya) sesuatu unit sosial.[11]
5. Penelitian
Korelasional
Penelitian
bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi
korelasi.[12]
6. Penelitian
Kausal Komparatif
Penelitian
bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat
yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data
tertentu.[13]
7. Penelitian
Eksperimental-sungguhan
Penelitian
bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan
satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimenal
dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan itu.[14]
8. Penelitian
Eksperimental-semu
Penelitian
bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang
dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang
relevan.[15]
9. Penelitian
Tindakan
Penelitian
bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan
baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau
dunia aktual lain.[16]
D. Pengertian Metodologi Penelitian
Banyak orang
mencampuradukkan antara metode penelitian dengan metodologi penelitian. Padahal
keduanya sangatlah berbeda.
Perbedaannya, metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang
metode-metode (cara-cara) yang digunakan dalam penelitiannya. Sedangkan
metodologi penelitian membahas konsep teoretik berbagai metode, kelebihan dan
kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang
digunakan. Jadi, metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang
metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.[17]
E. Perkembangan Metodologi Penelitian
Menurut Rummel, perkembangan
metodologi penelitian dibagi dalam empat periode yaitu:
1.
Periode Trial And Error
Dalam periode ini ilmu pengetahuan
masih dalam keadaan embrional, orang tidak menggunakan dalil-dalil deduksi yang
logik sebagaimana diperlukan untuk menyusun suatu ilmu pengetahuan. Sebaliknya,
mereka mencoba sekali lagi dan mencoba sekali lagi sampai dijumpai suatu
pemecahan yang dipandang memuaskan.[18]
Kebanyakan problematika sendiri
tidak dibatasi dengan jelas. Tata kerja dan cara-cara pemecahannya masih
dicari-cari sambil berjalan. Dan observasi-observasi yang dilakukan sifatnya
sangat sederhana dan kwalitatif. Kemajuan setapak demi setapak sukar dipastikan
karena memang rencana untuk maju setapak demi setapak secara pasti belum ditentukan
sebelumnya. Jika ada rencana yang pasti, rencana itu adalah mencoba dan nasih
mencoba lagi.[19]
2.
Periode Authority And Tradition
Dalam periode yang kedua,
pendapat-pendapat dari "pemimpin-pemimpin" dimasa yang lampau selalu
dikutip kembali. Pendapat-pendapat itu dijadikan doktrin yang harus diikuti
dengan tertib tanpa sesuatu kritik. Tidak jarang pendapat-pendapat itu tidak
benar. Namun karena dikemukakan oleh pemimpin dan diucapkan dengan penuh
keyakinan dan semangat, maka orang awam harus menganggap pendapat itu sebagai
kebenaran. The master always says the truth. Karena itu jika ada ketidakcocokan
antara kenyataan atau fikiran seseorang dengan pendapat sang pemimpin, maka
pernyataan itu harus di sulap, dan fikiran itu harus difikirkan kembali, salah
satu contohnya adalah lahirnya dunia copernicus pada tahun 1543.[20]
Tradisi dalam kehidupan manusia
memang memegang peranan yang sangat penting, sampai pada saat sekarangpun masih
banyak kenyataan yang bersumber pada tradisi. Para petani, yang menerangkan bahwa
ia menggilir tanamannya secara teratur dari musim ke musim karena nenek moyang
mereka berbuat begitu, menunjukkan betapa tradisi telah menguasai cara berfikir
dan cara kerja seseorang sampai bilangan abad lamanya. Akan tetapi mempercayai
tradisi karena tradisi, dan mempercayai tradisi karena kebenarannya adalah
tingkat kepercayaan yang berbeda secara kualitatif.[21]
3.
Periode Speculation And
Argumentation
Dalam periode ketiga,
doktrin-doktrin yang disodorkan dengan penuh semangat dan keyakinan oleh
tokoh-tokoh penguasa mulai diragukan. Dengan ketajaman dialektika dan
ketangkasan bicara orang mulai berkelompok-kelompok berdiskusi dan debat untuk
mencari kebenaran. Spekulasi dilawan denga spekulasi dan argumentasi dilawan dengan
argumentasi. Misalnya teori Darwin tentang natural selectian dan the survival
of tha fittest menimbulkan argumentasi yang sangat tajam dan berlarut-larut
dengan masing-masing pihak mengajukan alasan-alasan yang berbeda.[22]
Perkembangan ilmu pengetahuan pada
taraf ini sangat menderita karena orang terlalu mendewakan akal dan ketangkasan
lidahnya, seolah-olah satu-satunya kebenaran adalah apa yang dapat dicapai oleh
akal (fikir) dan ucapan semata-mata sama sekali dapat dilepaskan dari
kenyataannya. Ini sangat berbeda dengan periode berikutnya dimana orang mulai
memberi tempat sepatutnya kepada empiri dan memadukan jalan-jalan berfikir yang
deduktif dan induktif.[23]
4.
Periode Hypothesis And
Experimentation.
Dengan dasar fikiran bahwa semua
peristiwa dialam semesta ini dikuasai oleh tata-tata dan mengikuti pola-pola
tertentu, dalam periode yang ke empat, orang mulai berusaha sekeras-kerasnya
untuk mencari rangkaian pola-pola itu untuk menerangkan suatu kejadian.
Mula-mula orang menggunakan ketajaman pikirannya untuk membuat dugaan-dugaan
(hipotesa-hipotesa), kemudian ia mengumpulkan fakta-fakta dan dari fakta-fakta
itulah ditarik kesimpulan-kesimpulan umum yang menguasai fakta-fakta itu. Sudah
dapat dipastikan bahwa kesimpulan-kesimpulan itu tidak selalu cocok dengan
dugaan-dugaan semula. Analisa dilakukan dengan sangat hati-hati, cermat, dan
tajam terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari eksperimentasi, dokumen sejarah,
observasi-observasi biasa, dan sebagainya. Umumnya orang menggunakan alat-alat
pengukuran yang teliti, mempermainkan simbol-simbol yang dapat diperlukan
secara matematik. Dan dengan konsepsi-konsepsi yang matang dicobanya
menginterpretasi dan menarik konklusi-konklusi yang cermat. Syarat-syarat yang
biasanya diajukan adalah:
1.
Penyelidik harus kompeten dalam arti
secara tehnik menguasai dan mampu menyelenggarakan penelitian secara ilmiah.
2.
Penyelidik harus obyektif dalam arti
tidak mencampur adukkan pendapat pribadi dan kenyataan.
3.
Penyelidik harus jujur dalam arti
mengendalikan diri untuk tidak menyelundupkan keinginan-keinginan sendiri di
dalam fakya-fakta.
4.
Penyelidik harus faktual dalam arti
tidak bekerja tanpa fakta-fakta.
5.
Penyelidik harus terbuka dalam arti
bersedia memberikan bukti-bukti atau memberi kesempatan kepada orang lain untuk
menguji kebenaran dan daripada proses dan atau hasil penyelidikannya.[24]
F.
Penutup
1.
Penelitian adalah penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu
penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Tujuan penelitian secara umum ada tiga yaitu eksploratif,
verifikatif, dan pengembangan. Secara khusus tujuan penelitian meliputi: penelitian
historis, penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian kasus dan
penelitian lapangan, penelitian korelasiona, penelitian eksperimental-semu,
serta penelitian tindakan.
2.
Metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode (cara-cara) yang
digunakan dalam penelitiannya. Sedangkan metodologi penelitian membahas konsep
teoretik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannyan, yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan.
3.
Menurut Rummel, perkembangan
metodologi penelitian dibagi dalam empat periode yaitu: periode trial and
error, periode authority and tradition, periode speculation and argumentation
dan periode hypothesis and experimentation.
Daftar Pustaka
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan
Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : DIVA Press.
Burhan, M. Ali. 2008. “Perkembangan
Metodologi Penelitian”. http://putrashima.blogspot.co.id/2008/07/perkembangan-metodologi-penelitian.html.
( 19 Juli 2008). Diakses 20 Februari 2016.
Hadi, Amirul dan Haryono. 1998. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Ceria.
Masyhuri dan Zainuddin, M. 2009 Metodologi
Penelitian – Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : PT Refika Aditama.
Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : PT. Bayu Indra Grafika.
Nazir, Moh. 2009. Metodologi Penelitian.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Suryabrata, Sumadi. 1997. Metodologi
Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
[1] Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi
Penelitian Pendidikan (Bandung : Pustaka Ceria, 1998) Cet.Ke-10, Hlm. 9
[2] Jamal Ma’mur Asmani, Tuntunan
Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan (Yogyakarta : DIVA Press,
2011) Cet.Ke-1, Hlm. 17
[3] Moh. Nazir, Metodologi
Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988) Cet.Ke-3, Hlm.13
[4] Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi
Penelitian – Pendekatan Praktis dan Aplikatif (Bandung : PT Refika Aditama,
2009) Cet.Ke-2, Hlm. 10
[5] Jamal Ma’mur Asmani. Op.Cit.
Hlm.27
[6] Ibid.Hlm. 28
[7] Ibid.
[8] Sumadi Suryabrata, Metodologi
Penelitian (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997) Cet.Ke-10, Hlm. 37
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Ibid. Hlm.38
[12] Ibid.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] Ibid.
[16] Ibid.
[17] Noeng Muhadjir, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : PT. Bayu Indra Grafika, 1998) Cet.Ke-8,
Hlm.3-4
[18] M. Ali Burhan “Perkembangan
Metodologi Penelitian”. http://putrashima.blogspot.co.id/2008/07/perkembangan-metodologi-penelitian.html.
( 19 Juli 2008). Diakses 20 Februari 2016
[19] Ibid.
[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22] Ibid.
[23] Ibid.
[24] Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar