MATERI
SKI KELAS VIII DAN IX MTS
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Telaah Materi PAI
Kelas
: M Reguler Sore
Disusun
oleh :
Abdurrahman Wahid 2021214449
Nur Habibah 2021214467
Abdul Yasir 2021214480
M.Yusuf Azhari 2021214486
Prasetyo Widodo 2021213076
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (S-1)
menyiapkan calon tenaga kependidikan Islam profesional sebagai guru
agama/sekolah, sebagai supervisor pendidikan maupun konsultan pendidikan. Untuk
dapat menghasilkan lulusan yang memiliki komptensi yang handal, para pengajar
pengampu mata kuliah S-1 PAI terdiri para ahli di bidangnya, dengan pengalaman
yang cukup memadai, baik dari dalam maupun luar negeri, serta berpendidikan
mulai dari S-2 hingga S-3, agar terbentuk sarjana pendidikan yang memiliki
kompetensi tinggi. Para mahasiswa program S-1 PAI tidak hanya dibekali dengan
teori-teori kependidikan Islam, melainkan juga dibekali dengan praktikum yang
memadai.
Guru PAI harus mampu menguasai materi PAI di sekolah
dimana tempat ia mengajar. Maka, Mata Kuliah Telaah Materi Pendidikan Agama
Islam harus kita kuasai. Dalam kesempatan kali ini pemakalah mendapat kesemptan
untuk membahas Materi Sejarah Kebudayaan Islam untuk MTs/SMP Kelas 8 dan Kelas
9. Semoga dengan pemabahasan ini dapat memberikan kita ilmu yang bermafaat dan
semoga kita dapat meledani kisah sejarah kebudayaan islam yang pernah mengalami
kemajuan yang begitu pesat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja materi Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas VIII MTs Semester 1?
2.
Apa saja materi Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas VIII MTs Semester 2?
3.
Apa saja materi Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas IX MTs Semester 1?
4.
Apa saja materi Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas IX MTs Semester 2?
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VIII MTS SEMESTER GANJIL
A. Sejarah Beridinya Bani Abbasiyah
1.
Keruntuhan
Dinasti Umayyah
Beberapa sebab runtuhnya Dinasti
Umayyah antara lain :
a. Figur
pewaris khalifah yang lemah
b. Hak
istimewa Bangsa Arab Suriah
c. Pemerintah
yang tidak demokratis dan korup
d. Persaingan
antar suku[1]
2.
Sejarah
Berdirinya Bani Abbasiyah
Keruntuhan
Dinasti Umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak awal berdirinya Dinasti
Abbasiyah. Khalifah pertamanya adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali
bin Abbas bin Abdul Mutholib. Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu
yang panjang, yaitu tahun 132 H / 750 M s/d 656 H / 1258 M.[2]
Perlu
kita ketahui bahwa, Bani Hasyim merupakan lawan politik Bani Umayyah yang
berlangsung sejak zaman jahiliyah sampai datangnya islam. Setelah Muawiyyah berhasil
mendirikan Dinasti Umayyah golongan Bani Hasyim berada dalam posisi yang kalah
yang tidak memiliki peranan apapun dalam pemerintahan Dinasti Umayyah. Sebenarnya sejak lama keluarga Bani Hasyim
berhasyrat menduduki jabatan khalifah, karena :
1. Merasa
lebih berhak atas jabatan khalifah
2. Sistem
demokrasi pada masa Dinasti Umayyah diganti dengan sistem turun temurun
3. Pada
masa Muawiyyah keluarga Bani Abbas selalu dikejar-kejar karena dianggap sebagai
kaum pemberontak, sehinnga keluarga Abbas tidak ada kesempatan untuk menyusun
kekuatan
Ketika
pemerintahan dipimpin oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau bertindak adil
dan memuliakan rakyatnya tidak membedakan warga negaranya baik antara Keluarga
Umayyah, Keluarga Ali, Syi’ah, maupun Keluarga Abbas. Ternyata kebijakan
tersebut telah membuka peluang bagi Bani Abbas untuk menghimpun kekuatan,
selanjutnya mengambil alih kekuasaan dari tangan Bani Umayyah. Pergerakan ini
dipelopori oleh Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas yang kemudian
perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Abdullah bin Muhammad
sebagai khalifah pertama.[3]
3.
Proses
Terbentuknya Bani Abbasiyah
Dengan
terbukanya kesempatan untuk menghimpun kekuatan keluarga Abbas mengatur
berbagai strategi dan persiapandi tiga tempat yaitu kota Al-Humaymah sebagai
pusat, kota Kuffah sebagi penghubung, dan kota Khurasan sebagai gerakan
langsung(lapangan). Keluarga Abbas melakukan berbagai propaganda diantaranya:
1. Menyerukan
bahwa keluarga Abbas lebih berhak atas kekhalifan karena termasuk keturunan
Bani Hasyim yang nasabnya lebih dekat dengan Nabi Saw
2. Tidak
menonjolkan nama Bani Abbasiyah melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk
menghindari perpecahan dengan kelompok Syi’ah.
3. Mengangkat
12 propagandis yang tersebar di berbagai wilayah
4. Menyerukan
ketidakadilan pemerintahan Bani Umayyah yang dilontarkan oleh Abu Muslim
Al-Khurasani
Akhirnya
berbagai gerakan dan propagandan yang dimotori oleh Muhammad bin Ali mendapat
sambutan yang luar biasa dan tanggapan yang positif dari masyarakat, begitu
juga dari golongan Mawali.
Pada
tahun 743 M beliau meninggal dan dilanjutkan oleh puteranya bernama Ibrahim Al
Imam. Kemudian setelah Ibrahim meninggal, pergerakannya dilanjutka oleh
saudaranya bernama Abdullah bin Muhammad. Gabungan antara Abdullah dan Abu
Muslim menjadi sebuah kekuatan besar yang sangat ditakuti Bani Umayyah.
Akhirnya, Dinasti Umayyah mengalami kekalahan total dalam pertempuran dengan
terbunuhnya Khaifah Marwan II bersama 120.000 tentaranya meskipun mereka
berusaha melarikan diri. Dengan begitu runtuhlah Dinasti Umayyah dan berdirilah
Dinasti Abbasiyah. [4]
4.
Tokoh-tokoh
yang Berperan dalam Pembentukan Dinasti Abbasiyah
1. Muhammad
bin Ali
2. Ibrahim
Al Imam
3. Abu
Abbas As Saffah
4. Abu
Ja’far Al Mansur
5. Abu
Muslim Al Khurasani
5.
Faktor
Pendukung Berdirinya Bani Abbasiyah
1. Keadilan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
2. Figur
Khalifah Dinasti Umayyah yang lemah
3. Pemerintahan
Dinasti Umayyah yang korup
4. Keturunan
Abbas termasuk keturunan Bani Hasyim[5]
B. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa
Bani Abbasiyah
1.
Kondisi
Sosial Bani Abbasiyah
Pada masa Dinasti Abbasiyah,
masyarakat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas khusus dan kelas umum.
Kelas khusus terdiri dari khalifah, keluarga khalifah(Bani Hasyim), para
pejabat negara, para bangsawan yang bukan bani Hasyim, yaitu Bani Quraisy, dan
para petugas khusus seperti anggota tentara dan para pegawai istana. Adapun
kelas Umum terdiri dari para seniman, para ulama(fuqaha dan pujangga), para
saudagar(pedagang) dan para tukang atau petani. Untuk menciptakan keadilan
sosial Dinasti Abbasiyah membuat kebijakan pembentukan badan negara, yang
anggotanya terdiri dari wakil semua golongan. Tugasnya adalah melayani
masyarakat dari berbagai golongan tidak ada perbedaan suku, kelas sosial, dan
agama.
2.
Kemajuan Kebudayaan Bani Abbasiyah
Terjadi percampuran budaya arab
dengan budaya non arab selama perluasan wilayah. Proses tersebut akhirnya
melahirkan kemajemukan warga negara. Keragaman warga negara tersebut meliputi
berbagai suku bangsa, agama, dan kebudayaan.
3.
Kemajuan
Politik dan Militer Bani Abbasiyah
a. Periode
pertama atau periode pengaruh Arab dan Persia I (132-232 H / 750-847 M). Pemerntahan
Dinasti Abbasiyah dipengaruhi sangat kuat oleh sebuah lembaga dari bangsa
persia.
b. Priode
kedua atau periode pengaruh Turki I (232-334 H / 847-945 M). Para perwira
militer Turki betul-betul mendominasi pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Figur
khalifah hanya menjadi simbol di istana Baghdad. Orang-orang Turki itu berbuat
sekehendaknya dan bahkan ikut campur tangan dalam pergantian khalifah.
c. Periode
ketiga atau Pengaruh Persia II (334-447 H / 945-1055 M). Kekuasaan Dinasti
Buhaiwiyah dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah.
d. Periode
keempat atau periode Turki II (447-590 H / 1055-1194 M). Kekuasaan Dinasti
Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah, hingga datangnya serbuan bangsa
Tar-tar dan ekspansi Turki Utsmani. [6]
C. Tokoh-tokoh Ilmuan Muslim dalam Kemajuan Peradaban
Islam pada Masa Bani Abbasiyah
1.
Tokoh
Ilmuan pada Masa Bani Abbasiyah
a. Abu
al-Hasan Ali bin Sahl Rabban at-Tabari penemu pertama Ensiklopedia Kedokteran
(At-Tabari).
b. Abu
Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina 370-428 H/980-1037 M (Ibnu Sina/Avvicenna).
Seorang ilmuan yang terkenal sebagai ahli kedokteran
c. Abu
Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi 251-313H/864-930M (Ar-Razi/Ar-Razes).
Seorang murid At-Tabari
d. Abu
Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Asy’as
bin Qais al-Kindi 801-873 M (Al-Kindi). Nama al-Kindi berasal dari nama salah
satu suku arab terbesar sebelum islam, yaitu suku Kindah. Al-Kindi adalah
ilmuan muslim pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Pemikir muslim pertama
yang menyelaraskan filsafat dan agama.
e. Muhammad
bin Ahmad al-Imam al-Jalil Abu Hamid at-Tusi al-Ghozali 450-505H/1058-1111M
(Al-Ghozali). Ia terkenal sebagai ahli tasawuf sunni. Ia terkenal juga sebagi
guru besar buku-buku karyanya banyak dijadikan sebagai rujukan lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia seperti Ihya Ulumuddin, Tahafut al-Falfisah, dan lain
sebagainya.
f. Ahmad
bin Muahammad bin Ya’qub bin Miskawaih 320-412H/932-1030M (Ibnu Miskawaih).
Seorang sejarawan besar dan ilmuan muslim pertama di bidang filsafat akhlak.
g. Abu
Musa Jabir bin Hayyan 750-803 M. Orang barat menyebutnya Geber. Sumbangan
terbesarnya dalam dunia pendidikan adalah di bidang kimia. Ia terkenal sebagai
Bapak Kimia Modern.
h. Muhammad
bi Musa al-Khawarizmi 780-850M (Al-Khawarizmi, Al-Cawarizmi, Al-Ahawizmi,
Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi). Ilmuan yang terkenal dibidang matematika.
Ilmuan yang pertama kal memperkenalkan ilmu aljabar dan ilmu hisab.[7]
2.
Peran
Tokoh Ilmuan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah
a. Menyumbangkan
berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu filsafat, astronomi, dan kedokteran.
b. Banyak
menerjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab
c. Banyak
bermunculan cendekiawan dan sarjana-sarjana muslim baru
d. Ilmu
penegetahuan islam berkembang sangat pesat sehingga menempatkan negara islam
sebagai negara tak tertandingi
e. Banyak
menulis buku-buku yang bermanfaat dan sangat bermutu
f. Banyak
berdiri perpustakaan-perpustakaan dan universitas-universitas
g. Tersusunnya
ensiklopedi, yaitu kamus tentang ilmu penegetahuan
3.
Kemajuan
Ilmuan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah
a. Berdirinya
lembaga-lembaga pendidikan
b. Berdirinya
kota-kota kegiatan ilmu pengetahuan
c. Berkembangnya
ilmu-ilmu naqli
d. Lahir
ilmu fiqih dan fuqaha terkenal
e. Berkembangnya
ilmu aqli[8]
MATERI SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VIII MTS SEMESTER GENAP
A. Sejarah Berdirinya
Dinasti Ayyubiyah
Bani Ayyubiyah
merupakan keturunan Ayyub, seorang keturunan suku Kurdi dari Azerbaijan.
Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin Yusuf al-Ayyubi putra Najmuddin bin
Ayyub. Pada masa Nuruddin Zanki, Gubernur Suriah dari bani Abbasiyah,
Salahuddin diangkat sebagai kepala garnisun di Balbek.
Pada masa mudanya Salahuddin Yusuf al-Ayyubi penuh
dengan perjauangan dan peperangan. Hal ini dilakukanya dalam menunaikan tugas
negara untuk memadamkan sebuah pemberontakan dan juga dalam menghadapi tentara
salib. Keberhasilan sebagai tentara mulai terlihat ketika ia mendampingi
pamanya, Asaduddin Syirkuh, yang mendapat tugas dari Nuruddin Zanki untuk
membantu bani Fatimiyah di Mesir, Perdana Menteri Syawar yang dikudeta oleh
Dirgam menjanjikan imbalan sepertiga pajak tanah Mesir. Salahuddin Yusuf
al-Ayyubi berhasil mengalahkan Dirgam. Perdana Menteri Syawar akhirnya berhasil
menduduki jabatanya kembali pada tahun 1164 M.
Tiga tahun kemudian Salahuddin menyertai pamanya ke
Mesir kali ini akan memberantas Syawar (yang dulu pernah ditolongnya) yang
bersukutu dengan Amauri, seorang panglima tentara salib yang dulu pernah
membantu Dirgam, Akhirnya Salahuddin berhasil mengalahkan Syawar dan Amauri.
Salahuddin berhasil menduduki Iskandariyah, namun ia dikepung oleh tentara
Salib. Akhirnya terjadi perjanjian damai pada bulan Agustus 1167 M. Salahuddin
kembali ke Suriah, Amauri kembali ke Yerusalem, dan Iskandariyah diserahkan
kepada Syawar.
Pada tahun 1169, tentara salib yang dipimpin Amauri
menyerang Mesir dan bermaksud menguasai Mesir. Khalifah bani Fatimiyah, Al-Adid
meminta bantuan Salahuddin dan Asaduddin Syirkuh untuk mempertahankan Mesir,
Amauri kali ini berhasil dikalahkan pasukan Salahuddin dan Asadudin Syirkuh.
Atas jasa-jasanya, Khalifah Al-Adid mengangkat
Asaduddin Syirkuh sebagai perdana Menteri. Namun dua bulan kemudian Asaduddin
wafat dan Salahuddin diangkat mengantikanya, Salahuddin berusia 32 tahun saat
diangkat menjadi perdana Menteri dan mendapat gelar al-Malik An-Nasir.
Setelah Khalifah Al-Adid meninggal pada tahun 1171
M, berakhirlah Dinasti Fatimiyah dan Salahuddin berkuasa penuh atas Mesir dan
mendirikan pemerintahan Ayyubiyah[9]
B. Masa
Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah
Pemerintahan
Ayyubiyah terbagi menjadi 3 periode. Masing-masing periode mempunyai
karakteristik yang berbeda dalam pengambilan fokus kebijakannya.
1. Periode
pertama atau periode orang-orang Mesir (1171-1174 M) merupakan periode
pertahanan.
2. Peroiode
kedua atau periode orang-orang Syiria (1174-1186 M) dimulai dengan wafatnya
Nuruddin Mahmud Zinki.
3. Periode
ketiga atau periode Paletina (1186 – 1193 M) digunakan seluruhnya untuk perang
suci melawan orang-orang salib.
Tahun 1193 M,
Salahuddin al- Ayyubi berpulang ke Rahmatullah meninggalkan kemenangan besar
bagi kaum Muslimin. Adapun pengganti Salahuddin sebagai berikut :
1. Al
– Adil I (1145 – 1218 M)
Ia adalah
saudara Salahuddin yang bernama Al-Malik Al-Adil Saifudin Abu Bakar Ayyub. Dari
nama Saifuddin ini, tentara Salib memberinya julukan Shapadin. Ia adalah putra
Najmuddin Ayyub dan merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf. Prestasi
pertamanya ialah ketika ia diangkat sebagai pemimipin pasukan saat mengikuti
ekspedisi militer pamanya Asaduddin Syirkuh.
2. Al-Kamil
(1180 – 1238 M)
Ia adalah anak
Al-Adil yang bernama Al-Malik AL-Kamil Nasiruddin Abu Al-Ma’ali Muhammad. Ia
melanjutkan perjuangan Salahuddin dan Adil dalam perang melawan tentara Salib.
Bahkan ia berhasil memaksa tentara Salib keluar dari Mesir pada tahun 1221 M.
3. Salih
Ayyub
Pada masa ini
ketika Salih Ayyub meininggal dunia dan kemudian digantikan istrinya Syajarah
ad Durr, ia merupakan penguasa wanita pertama dalam sejarah khalifah dan
kerajaan Islam. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir.[10]
C. Kemajuan-kemajuan
kebudayaan Dinasti Al-Ayyubiyah
1. Bidang
Pendidikan
Banyak berdiri
madrasah-madrasah diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Madrasah-madrasah
yang didirikan oleh sultan-sultan
b. Madrasah-madrasah
yang didirikan oleh rakyat umum
2. Bidang
Politik
Membuat beberapa
kebijakan dalam membangun pemerintahan
a. Mengganti
qadi-qadi (hakim) Syiah dengan qadi-qadi dari kalangan ulama Sunni.
b. Mengganti
pegawai pemerintahan yang melakukan korupsi
c. Memecat
pegawai yang bersekongkol dengan penjahat atau perampok.
3. Bidang
sosial budaya
Sultan
Salahuddin mengakhiri sisa hidupnya dengan melakukan kegiatan bagi
kesejahteraan masyarakat, seperti membangun rumah sakit, sekolah-sekolah,
perguruan-perguruan tiggi serta masjid-masjid diseluruh daerah yang
diperintahnya.
4. Bidang
Militer
Selain memiliki
alat perang yang lengkap. Disamping itu, adanya perang salib telah membawa
dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual,
misalnya dengan adanya irigasi.
5. Bidang
Industri
Kemajuan
dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang
lebih canggih dibanding buatan barat. Terdapat pula pabrik karpet, pabrik kain
dan pabrik gelas.
6. Bidang
perdagangan
Bidang ini
membawa pengaruh bagi Eropa dan negara-negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa
terdapat perdagangan agrikultur dan industri. Hal ini menyebabkan perdagangan
Internasional dilakukan melalui jalur laut.
7. Bidang
Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkrtinya
adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang
astronomi dan geometri, dan penerjemahan bidang kedokteran. [11]
D. Tokoh- tokoh llmuan muslim pada masa dinasti
Ayyubiyah
1. Abdul
Latif Al-Bagdadi (ahli ilmu mantiq dan bayan)
2. Syech
Aby Qasim Al- Manafalubi (ahli fiqih)
3. Syamsudin
Khalikan (ahli sejarah)
4. Abu
Abdullah Al-Quda’i (seorang ahli fiqih, hadis dan sejarah)[12]
E.
Peran
para tokoh ilmuan muslim pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah
Dengan adanya
para ilmuan muslim membawa peran yang sangat banyak sekali dalam perkembangan
kemajauan kebudayaan islam di masa dinasti Al-Ayyubiyah, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Memberi
pemahaman tentang paham sunni yang menjadi madhzab resminya, yaitu mengajarkan
berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan bahasa seperti, ilmu nahwu (tata
bahasa arab), balaghah, mantiq (logika), dan sastra
2. Mengajarkan
berbagai macam ilmu-ilmu seperti, tauhid, fiqih, hadist, dan tasawuf
3. Mengajarkan
berbagai macam ilmu umum seperti, kedokteran, matematika, sejarah, dan ertanian
4. Mendirikan
berbagai macam fakultas, yang disesuaikan dengan nama ilmunya, diantaranya :
Fakultas Syariah, Fakultas Ushuluddin, dan Fakultas Bahasa [13]
F.
Ibrah
dari perkembangan kebudayaan atau peradapan islam pada masa Dinasti
Al-Ayyubiyah
Perjuangan
Salahuddin al-Ayyubi selam dua puluh tahun dalam menghadapi tentara salib tidak
dapat dilepaskan terhadap pengaruh kemajuan kebudayaan/ peradaban pada masa
Dinasti Ayyubiyah. Adapun ibrah yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
2. Kesehatan
3. Pertanian
4. Pendidikan
5. Keteladanan
terhadap para ilmuan
6. Keteladanan
terhadap Shalahuddin[14]
G. Meneladani
keperwiraan Salahuddin Al-Ayyubi
Ibrah atau
pelajaran yang dapat diambil dari pelajaran sejarah dan biografi Salahuddin
Yusuf Al-Ayyubi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya
adalah :
1. Kita
harus mempunyai sikap rendah hati, dermawan dan jujur
2. Tegas
dan bijaksana dalam setiap melaksnakan tugas
3. Kita
harus memiliki sifat As-Saja’ah (Pemberani), terlebih dalam menegakkan
kebenaran
4. Harus
memiliki jiwa pemurah dan penyayang terhadap siapa saja, terutama terhadap
orang-orang yang lemah
5. Kita
harus bersikap tegas terhadap segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran.
6. Kita
harus mencintai ilmu, baik ilmu pengetahuan agama mauapun umum. Dengan cara
belajar bersungguh-sungguh dan tekun[15]
MATERI SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IX MTS SEMESTER GANJIL
A. Proses
Masuknya Islam di Indonesia
1.
Melaui
Perdagangan
Mula-mula islam di bawa oleh para pedagang dari hujarat ke nusantara,
hujarat terletak di pantai barat india, langkah para para pedagang dari hujarat
tersebut kemudian di ikuti oleh orang-orang arab dan persia. Disamping mereka
berdagang, mereka juga sebagai mubalig, mereka berkomunikasi anta pedagang
sekaligus menyampaikan ajaran-ajaran islam kepada pedagang nusantara, ajaran
islam yang sederhana dan mudah dimengerti dan di terimamenjadikan penduduk
nusantara banyak yang mengikutinya, selain itu prilaku para pedagang yang
menyebarkan agama tersebut sangat terpuji, ramah ,sopan, hidup bersih dan teratur,
jujur dan berakhlak mulia, sehingga agama islam disambut dengan aik oleh penduduk
nusantara.
2.
Melalui
sosial budaya
a. Perkawinan
Yaitu seorang
yang menganut islam yang menikah dengan orang yang belum menganut islam, sehingga pasanganya ikut masuk agama
islam dan terbentuklah keluarga muslim. Sumber-sumber literatur cina
menyebutkan , menjelang seperempat abad ke-7 sudah berdiri perkampungan arab
muslim dipesisir pantai sumatra, hingga membentuk komunitas-komunitas muslim.
b. Kesenian
Yaitu penyebaran agama islamdengan media seni wayang, musik rebana
,syair dan media lainya, baik seni banguna ,pahat, ukir, tari, sastra maupun
musik
c. Akulturasi
danasimilasi kebudayaan
Hal ini dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur kebudayaan untuk usaha
penyebaran islam, misalnya denga nmenggunakan doa-doa islam dalam melaksanakan
upacara-upacara adat, seperti kelahiran anak perkawinan dan lain-lain,
d. Melalui
pengajaran
Pendidikan yang diselenggarakan oleh
ulama-ulama melalui pesantren atau pondok, lembaga pendidikan terebut tidak
sukar diterima olehmasyarakat nusantara waktu itu, karena sistemnya tidak jauh
berbeda dari lembaga pendidikann yang yang dikelola oleh para biksu pada masa
sebelumnya. melauli pondok pesantren paara ustad menyanmpaikan ajaran –ajaran islam. dengan didirika pondok
pesantren di wilayah nusantara, ajaran –ajaran islam dapat dipersebarluaskan
oleh para santri-santrinya kelak.[16]
B. Perkembangan islam di indonesia
1.
Sumatra
Islam
masuk ke sumatra denganjalan damai . para mubaligh melangsungkan perkawinan
dengan penduduk setempat dan islam berkembang seara turun menurun , lama kelamaan
mereka membentuk kerajaan yang bercorak islam , kerajaan pertama di indonesia
adalah kerajaan samudra pasai
2.
Jawa
Di
jawa agama masuk melalui pesisir utara , bukti awal masuknya agama islam
dipulau jawa adalah dengan ditemukanya makam fatimah binti maimun binti
hibbatullah yang wafat pada tahun 475 H atau 1082 M. di desa leran, kecamatan
Manyar ,Gresik. di gresik sudah ada kelompok muslim, hal iini beralasan fatimah
sebagai putri bangsawan pasti tidak datang seoran diri, bisa jadi kelompok
fatimah itu berdakwah di lingkungannya.hal ini sangat beralasan karna bagi oarang muslim di manapun ia
berada, ia berkewajibanmendakwahkan agama islam, di gresik di temukan prasati
yang lebih muda usianya, prasasti itu
terdapat makam malik ibrahim dari kasyan, makamnya mewah terbuat dari baatu
pualan, merupakan makam buaatan cambay, Gujarat( india selatan)
3.
Kalimantan
Agama
islam di kalimantan menyebar sampai pedalaman salah satunya di kalimantan barat
tepatnya di daerah pontianak ,Menurut cerita agama islam dia dekitar pontianak
di syiarkan oleh bangsawan arab bernama sultan syarif abdurrahman pada abad
ke-18 , setelah berhasil menyebarkan agma islam, sultan syarif abdurrahman
menjadi penguasa di potianak, makam, masjid, dan istana sultan syarif
abdurrahman masih ada sampe sekarang ,di ketepang (kota sebelah selatan
pontianak) , megalir sungai besar bernama pawan, disana terdapaat pemakamman
islam kuno ,diantara makam-makam itu terdapat sepasang baatu nisan yang di
pahat timbul dengan angka tahhun jawa kuno , bentuk batu isan itu sama dengan
bentuk nisan majapahit, bahkan ada sebuah yang un jawa kuno , bentuk batu isan
itu sama dengan bentuk nisan majapahit, bahkan ada sebuah yang berhias lambang
surya majapahit , angka tahun tertua adalah tahun 1340 saka (1418 M) dan angka
tahun 1363 saka (1441 M)
4.
Sulawesi
Sejarah
masuknya agsma islam di mulai di makassar, gowa dan tallo, sulawesi selatan.
Sejak dahulu di sulawesi selatan sudah berdiri beberapa kerajaan-kerajaan,
diantaranya ,gowa, tallo dan bone, namun yang paling awal memeluk agama islam
adalah raja dan masyarakat gowa-tallo, bukti bahwa agama islam telah masuk di
sulawesi adalah sebuah naskah yang
disebut Lontara Bilang, Naska ini semacam buku harian atau catatan tentang
raja-raja gowa dan tallo sejak tahun 955 Hijriyah. (1545 M) smpai dengan bulan
dzulhijah tahun 1168 Hijriyah atau 1 November 1755
5.
Maluku
Daerah
maluku terdiri atas beraus-ratus pulau, sehingga dikenal dengan sebutan daerah
seribu pulau, pada masa kedatangan sgama isla, pulau-pulau penting di maluku bukan
di bagian selatan seprti ambon, banda dan seram, melainkan di bagian utara
yakni ternate ,tidore, bacan dan jailolo,
menurut cerita rakyat ,pada abad ke-8 Masehi datang seorang mubaig dari
irak meraka itu golongan syiah, yaitu orang yang mengikuti jejak atau paham
yang diajarkan oleh sayyidina Ali ,keempat
mubalig tersebut adalah syeh Mansyur ,Syekh Yakub, Syekh Amin, Syekh
Umar.[17]
C. Tokoh
Penyebar Islam di Nusantara
1. Tokoh penyebar islam di Tanah Jawa
Wali
Songo adalah penyebar islam di Pulau Jawa. Para ulama itu berhasil menanamkan
islam dalam ranah tauhid,sosial.budaya dan politik. Puncak karya gemilang
mereka adalah berdirinya Kesultanan Giri,Demak, dan Cirebon, sekaligus
membuktikan bahwa mereka bukanlah sufi semata yang menafikan penegakan syariat
islam.
Wali
songo ditulis dalam Serat Walisangga karya pujangga Mataram R.M. Ranggawarsita
pada abad 19 sebagai wali songo, wali sembilan. Kemudian muncul pelusuran, atau
lebih tepatnya penafsiran ulang.Sebagai berpendapat , kata tsana (mulia ,Arab).
Maka, walisana berarti wali wali mulia atau terpuji . yang lainya melihat kata
sana diambil dari bahasa jawa kuno yang berarti tempat. Karenanya, walisana
berarati wali atau kepala suatu tempat atau daerah. Namun kebanyakan ulama
sepakat bahwa walisongo merupakan kumpulan ulama yang bertujuan menegakan agama
Allah.
Di
antara nama walisongo adalah Maulana Malik Ibrahim, Raden Ali Rahmatullah, Raden
Ainun Yaqin, Raden Makhdum Ibrahim, Raden Syahid, Syarif Hidayatullah, Sunan
Drajad, Sunan Kudus, dan Sunan Muia
2. Tokoh Penyabar Islam di Kalimatan
Para
ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kadeer-kader dakwah
yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimatan aatau yang lebih dikenal
dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran islam mauk dari dua pintu.
Jalur
pertama yang membawa islam masuk ke tanah Borneo adlah jalur Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyabar. Para mubalig-mubalig
dan komunitas islam keanyakan mendiami pesisir barat Kalimatan.
Jalur
lain yang di gunakan untuk menyabarkan dakwah islam adalah para mubalig yang di
kirim dari tanah jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimatan ini menemui puncaknya saat kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang
besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Muhammad
Arsyad al banjari adalah seorang ulama besar yang sangat berpengaruh dan
berperan penting dalam sejarah islam. Ia banyak menulis kitab agama dan pernah
menduduki jabatan mufti kesultanan Banjar.
Muhammad
Arsyad al Banjari lahir di lok Gabung, Martapura,Kalimatan selatan pada tahun
1710. Ia adalah putra tertua dari Abdullah dan Siti Aminah.
Pendidikaya
di mulai di lingkungan keluarganya yang saleh dan tat beragama. Saaat berusia
tujuh tahun, Sultan Tahlilullah (1700-1745) meminta kepada orang tua al-Bajari
agar mereka bersedia menyerahkanya untuk dididik di istana sekaligus diangkat
sebagaianak angkat sultan. Sultan tertarik karena kecerdasanya dan ketrampilnya
yang diketahui sultan ketika mengunjungi lok Gabang. Meskipun agak berat,
Abdullah dan Aminah tidak mampu menolak maksud baik sultan. Di istana tersebut,
al-Banjari menerima pendidikanya dari guru-guru yang didatangkan sultan ke
istana.
3. Tokoh Penyabar Islam di Sulawesi
Ribuan
pulau yang ada di indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari puau ke
pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentigan
kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menebus dan meabah Celebes
atau Sulawesi. Menurut catata portugis yang datang pada tahun 1540 sudah bisa
menemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun
jalan dakwah twrus berlarut hinggga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa yang
beribu negeri di makasar.
Raja
Gowa pertama yang memeluk islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan perdana
menteri atau wazir besarnya, karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dkwah
islam telah sampai pula pada ayahandanya Sultan Alaidin yang bernama Toniggallo
dari Sultan Ternate yang lebih dulu memeluk islam. Namun, Tonigallo khawatir
jika ia memeluk islam, ia merasa kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan
ternate.
Orang
pertama yang memeluk islam karena pemahamanya dan aktivitas dakwah mereka.
Mereka adalh Khatib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk Ri
Trio. Dapat diketahui dan dilacak dari
mana para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan
mubalig asal Minangkabu yang menyebarkan islam ke makasar.
Pusat-pusat
dakwah yang di bangun oleh kerajaan Gowa inilah yang melanjutkan perjalanan ke
wilayah lain sampai ke kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sindenreng, Tanette, Lueu
dan Paloppo.
4. Tokoh Penyebar Islam di Maluku
Kepulauan
Maluku yag terkanal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah inni
zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status
itu pula islam lebih dulu sampai ke maluku sebelum sampai ke makasar dan
kepulauan-kepulauan lainya.
Kerajaan
Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini
sejak tahun 1440, sehungga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun
1512,Raja Ternate adlah seorag muslim, yakni Bayang Ullah.Kerajaan lain yang
juga menjadi representasi islam di kepulauan ini adalah Kerajan Tidore yang
wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera,pesisir
barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
Ada
juga Kerajaan Bacan, Raja Bacan yang memeluk islam adalah Raja Zainul Abidin
yang bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri pula kerajaan
jaiolo yang juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran islam dalm pemerintahanya.
5. Tokoh Penyabar Islam di Papau
Beberapa
kerajaan di kepulauan maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau papua
menjadikan islam masuk pula di papua Cenderawasih. Bayak kepala-kepala suku di
wilayah Waigo,Misool dan beberapa daerah Lin Yng di bawah pemerintahan kerajaan
bacan, banyak kepala-kepala suku doi pulau Papua memeluk isam. Namun,dibanding
wilayah lain, perkembangan islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu
besar.
6. Tokoh Penyebar Islam di Nusa Tengggara
Islam
masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang awal abad ke 16. Hubungan Sumbawa
yang baik dengan Kerajaan Mkassar membuat Islam turut pula ke Nusa Tenggara.
Sampai kini jejak islam bisa di lacak dengan meneliti makam seoang mublig asal
makasar yang terletak di kota bima. Begitu juga dengan makan Sunan Bima
yangpertama kali memeluk islam. Bisa di sebut seluruh penduduk bima para muslim
sejak mula.
Selain
sumbawa, islam juga Msuk ke lombok. Orang-orang Bugis datang ke lombok dari Sumbawa dan mengajarkan islam
di sana. Hingga kini , beberapa kata di suku-suk Lombok banyak kesamaan dengan
bahsa Bigis.[18]
MATERI
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IX MTS SEMESTER GENAP
A. Sejarah Tradisi Islam Nusantara
1. Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia
a. Agama
dan kebudayaan islam yang mauk di Indonesia berasal dari India
b. Agama
dan kebudayaan islam yang mauk di Indonesia berasal dari Arab
c. Agama
dan kebudayaan islam yang mauk di Indonesia berasal dari Persia
d. Agama
dan kebudayaan islam yang mauk di Indonesia berasal dari Cina
2. Faktor-faktor Penyebab Islam Diterima di Nusantara
a. Daya
tarik islam
b. Penggunaan
kesenian
c. Meningkatnya
jmlah muslim pribumi dari berbagai etnik dalam jaringan dan kegiatan
perdagangan
d. Pemakaian
bahasa melayu sebagai media penyebaran agama dan bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan[19]
3. Pengertian Tradisi Islam Nusantara
Tradisi
adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan
dalam masyarakat. Sedangkan Nusantara berarti sebutan (nama) bagi seluruh wilayah
kepulauan Nusantara. Nusantara terdiri dari beribu-ribu pulau dengan berbagai
tradisi dan budaya masuknya islam. Di Nusantara sedikit banyak juga
mempengaruhi perkembangan tradisi dan budaya tersebut. Hal ini disebabkan
ketika islam masuk di Nusantara sudah ada tradisi dan budaya yang dijalankan. Tradisi
dan budaya tersebut antara lain adalah Ruwatan, Ruwatan adalah merupakan seni
pertunjukan yang berasal dari kebudayaan Pra Hindu, merupakan upacara
penyembahan roh nenek moyang atau upacara inisiasi.
Tradisi islam di
Nusantara adalah metode dakwah yang dilakukan oleh para ulama masa itu, para
ulama tidak menghapus secara total adat yang sudah berlangsung di masyarakat,
mereka memasukkan ajaran-ajaran islam dalam adat-adat tersebut. Dengan harapan
masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran islam tetap diterima, dengan
demikian, tradisi islam yang ada di Nusantara bukan menjadikan ajaran islam
yang harus diamalkan, tetapi sebagai metode dakwah pada saat itu.[20]
B. Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari
tradisi islam
Seni budaya
lokal sebagai bagian dari tradisi islam antara lain :
1. Seni
budaya islam shalawatan
2. Seni
budaya wayang
3. Seni
Kasidah
4. Seni
Hadrah [21]
C. Memberi apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat
kesukuan Nusantara
1. Sekaten
dan gamelan sekaten
Arti
sekaten adalah “Sakhotaini” yakni menanamkan dua hal yaitu berbudi baik kepada
manusia dan beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan gamelan sebagai alat
pemanggil orang untuk berkumpul dan sebagai hiburan.
2. Adat
melayu
Kehidupan
orang melayu selalu diwarnai dengan upacara adat sebagai warisan tradisi nenek
moyang mereka, masuknya agama islam sedikit banyak mempengaruhi dalam
pelaksanaan upacara adat tersebut.
3. Adat
minang
Menurut
adat minang anak laki-laki yang sudah menginjak usia baligh harus segera
dikhitan dan belajar mengaji. Masyarakat minang mempunyai adat kebiasaan dalam
rangka mengantarkan anak laki-laki menuju masa dewasa. Adapun anak perempuan
yang masuk usia dewasa diadakan merias rambut.
4. Adat
bugis
Di
bugis ada jenis tari adat yang disebut tari pergaulan, tarian itu dapat
dimainkan baik oleh penari tunggal maupun kelompok. Tarian itu untuk
memeriahkan jalannya upacara.
5. Adat
madura
Madura
mempunyai beberapa kesenian adat, seperti sandur.
6. Adat
sunda
Sunda
memiliki berbagai macam adat yang bernapaskan islam, diantaranya adalah adat /
ritual yang selalu dilakukan setelah peristiwa kelahiran seorang anak hingga
menjelang dewasa.[22]
D. Sastra Islam dan Pengembangan Budaya
1. Karya islam impor
Karya sastra dengan pokok
keagamaan, termasuk penjelasan mengenai Al-Qur’an, juga disadur dari korpus
sastra islam arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa melayu untuk pembaca melayu
islam yang jumlahnya kian di negeri bawah angin (asia tenggara).
2. Ahli agama melayu awal
Perkawinan silang antara budaya dan
sastra mustahil tanpa perjalanan teratur ke tempat-tempat berbeda didunia
islam. Para cendekia melayu sering kali melakukan perjalanan ke dunia islam,
terutama ke semenanjung arab dan kairo yang selayaknya menambah pengetahuan
mereka tentang ilmu pengetahuan islam dan sastra islam. Bukti awal tentang
wisata pendidikan ditemukan dalam tulisan seorang penganut kebatinan aceh,
Hamzah Fansuri, yang melakukan perjalanan ke negeri arab untuk mempelajari
mistik islam pada beberapa cendekia arab terkemuka.
3. Warisan turun temurun
Tidak hanya karya sastra mistik
cendekia besar yang bertahan dan menyumbang perkembangan budaya islam dalam
dunia melayu, tetapi makam para sufi mewakili pusat ziarah bagi para
pengikutnya.[23]
BAB III
PENUTUP
Materi Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Semester 1 membahas mengenai
runtuhnya Dinasti Umayyah sebagai awal dari berdirinya Dinasti Abbasiyah. Di
semester ini juga membahas mengenai perkembangan-perkembangan kemajuan
kebudayaan dan peradaban islam pada masa itu, serta kemajuan-kemajuan lain
dibidang-bidang tertentu terutama dalam bidang ilmu dan pengetahuan yang
berkembang sangat pesat.
Materi Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Semester 2 membahas mengenai
sejarah berdirinya kerajaan islam Dinasti Ayyubiya begitu juga dengan
kepemerintahannya. Pada semester ini juga membahas mengenai kemajuan-kemajuan
yang dicapai beserta tokoh-tokoh ilmuan yang banyak berperan dalam masa itu.
Materi Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 1 membahas mengenai
sejarah dan teori bagaimana ajaran agama islam ini bisa masuk di bumi Indonesia
ini. Pada semester ini juga membahas mengenai perkembangan islam di Nusantara
serta tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran ajaran agama islam di
Nusantara.
Materi Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Semester 2 membahas mengenai
sejarah tradisi islam di Nusantara. Di semester ini juga membahas berbagai
budaya lokal di Indonesia yang merupakan bagian dari tradisi islam seta
bagaimana pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah. Tanpa Tahun. LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah untuk Kelas 8 Semester 2. Surakarta
: Putra Nugraha
Fattah. Tanpa Tahun. LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 1. Surakarta :
Putra Nugraha
Fattah. Tanpa Tahun. LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 2. Surakarta :
Putra Nugraha
Madani. Tanpa Tahun. LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah
Tsanawiyah Kelas 8 Semester 1. Surakarta : Udo Brother
Kementerian Agama. 2015. Sejarah
Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Kurikulum 2013. Jakarta :
Kementerian Agama
Madani, LKS Sejarah Kebudayaan Islam
untuk Madrasah Tsanawiyah untuk Kelas 8 Semester 2, Surakarta : Udo Brother
Madani. Tanpa Tahun. LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 2. Surakarta :
Udo Brother
[1] Madani, LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah
Tsanawiyah Kelas 8 Semester 1, (Surakarta : Udo Brother, Tanpa Tahun), Hlm.
6-7
[2] Kementerian Agama, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah
Tsanawiyah Kelas 8 Kurikulum 2013 (Jakarta : Kementerian Agama, 2015)
Cet.Ke-1, Hlm. 7
[3] Madani, Op.Cit. Hlm.8
[4] Kementerian Agama, Op.Cit.
Hlm.8
[5] Madani, Op.Cit. Hlm.10-11
[6] Kementerian Agama, Op.Cit.
Hlm.71-73
[7] Ibid. Hlm.34-42
[8] Madani, LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Semester 2, Surakarta :
Udo Brother, Tanpa Tahun), Hlm.40-42
[9] Fattah, LKS Sejarah Kebudayaan Islam
untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Semester 2, Surakarta : Putra Nugraha,
Tanpa Tahun), Hlm.4
[10] Ibid. Hlm.4-5
[11] Ibid. Hlm.8-11
[12] Madani, Op.Cit. Hlm 20-22
[13] Ibid. Hlm.22
[14] Ibid. Hlm.44-45
[15] Ibid. Hlm. 53
[16] Fattah, LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 1 (Surakarta :
Putra Nugraha, Tanpa Tahun) Hlm.3-8
[17] Ibid. Hlm.8-10
[18] Ibid. Hlm. 43-52
[19] Fattah, LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 2, (Surakarta :
Putra Nugraha, Tanpa Tahun), Hlm.4-8
[20] Madani, LKS Sejarah
Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 9 Semester 2, (Surakarta :
Udo Brother, Tanpa Tahun), Hlm.6-9
[21] Ibid. Hlm.14-28
[22] Ibid. Hlm.37-48
[23] Fattah, Op.Cit. Hlm. 47-49
Terima kasih banyak atas ilmunya 😁😊
BalasHapus